Kisah kisah lucu soal nama yang sama di Bali
Mungkin kita semua telah mengetahui, bahwa di Bali setiap anak yang sulung diberi nama Wayan atau Putu , yang kedua Made atau Kadek, ketiga Komang atau Nyoman dan keempat Ketut . Biasanya tradisi memberi nama seperti itu hanya di golongan rakyat biasa. Tidak di golongan berkasta seperti kaum Brahmana. Nah.., karena nama nama yang sama tersebut, akhirnya banyak terjadi hal hal yang lucu.
Mungkin kita semua telah mengetahui, bahwa di Bali setiap anak yang sulung diberi nama Wayan atau Putu , yang kedua Made atau Kadek, ketiga Komang atau Nyoman dan keempat Ketut . Biasanya tradisi memberi nama seperti itu hanya di golongan rakyat biasa. Tidak di golongan berkasta seperti kaum Brahmana. Nah.., karena nama nama yang sama tersebut, akhirnya banyak terjadi hal hal yang lucu.
Seperti biasanya nama orang terdiri dari dua atau tiga suku kata , seperti Hendri Pribadi, Muchsin Alatas atau Bella shafiira. Dibali juga demikian, contohnya , Wayan Ardhika,Made Suardana, Komang Mariani, Ketut Sutawijaya. Ada beberapa nama belakang yang paling banyak dipergunakan oleh orang Bali.Diantaranya Wayan Ardhika, Made Sujana dll.
Pernah pada suatu ketika saat saya dan dua teman saya yang penduduk asli Bedugul, sedang santai duduk di pinggir obyek wisata danau Beratan, Bedugul. Saat kami sedang asyiknya ngobrol melintas puluhan pemuda berpakaian upacara , yang hendak Mebakhti ( Bersembahyang ) kepura yang di pinggir danau. Tiba tiba teman saya iseng memanggil " De ! "
Dan serempak ada sekitar enam pemuda yang menoleh, bisa dipastikan nama depan mereka Made , dengan bunyi panggilan yang sama. Made juga kadang dipanggil Kadek. Jadi kalau bunyi panggilannya " Dek ". pasti yang menoleh juga yang biasa dipanggil Kadek. . Nggak sampai disitu saja , teman saya kemudian bertanya kepada enam pemuda yang menoleh dan menghentikan langkahnya itu. " Wayan dimana ?" Sambil mengernyitkan kening salah seorang maju bertanya : " Kenal sama Wayan, kakak saya ?" (Tentu saja tidak, soalnya teman saya cuma iseng bercanda.) Untuk menyudahi guyonannya teman saya kemudian berkata " Salam sama Wayan ya, kapan waktu saya nanti mampir kerumah" Pemuda itu mengangguk, diikuti temannya yang lain sambil berlalu pergi dengan mimik wajah agak bingung. Mungkin dlm hatinya bertanya tanya : " siapa orang itu ya? rasanya nggak pernah kenal ? "
Dan serempak ada sekitar enam pemuda yang menoleh, bisa dipastikan nama depan mereka Made , dengan bunyi panggilan yang sama. Made juga kadang dipanggil Kadek. Jadi kalau bunyi panggilannya " Dek ". pasti yang menoleh juga yang biasa dipanggil Kadek. . Nggak sampai disitu saja , teman saya kemudian bertanya kepada enam pemuda yang menoleh dan menghentikan langkahnya itu. " Wayan dimana ?" Sambil mengernyitkan kening salah seorang maju bertanya : " Kenal sama Wayan, kakak saya ?" (Tentu saja tidak, soalnya teman saya cuma iseng bercanda.) Untuk menyudahi guyonannya teman saya kemudian berkata " Salam sama Wayan ya, kapan waktu saya nanti mampir kerumah" Pemuda itu mengangguk, diikuti temannya yang lain sambil berlalu pergi dengan mimik wajah agak bingung. Mungkin dlm hatinya bertanya tanya : " siapa orang itu ya? rasanya nggak pernah kenal ? "
Pada pertengahan Juni 2011, saya pernah mengikuti sidang tilang kendaraan bermotor. Saya salah satu pengendara yang ditilang. Dan diwajibkan mengikuti sidang massal di pengadilan Negeri Denpasar. Saya harus menebus STNK yang ditahan. Hitung2 mencari pengalaman , gimana sih sidang penilangan di PN Denpasar ? Ketika saya tiba di sana, ada seribuan orang lebih sedang mengantri. Ada peristiwa menarik yang terjadi saat pemanggilan nama oleh petugas. Beberapa kali terjadi moment, yang bisa bikin semua tertawa. Saat petugas memanggil dengan mokrophon : " Wayan Ardhika ! " Maka secara serempak ratusan lelaki berdiri dan maju kedepan. Dan serta merta mereka mengangkat tangan dan berteriak : Alamat , alamat !" Yah.., memang kalau nggak disebutkan alamatnya pastilah tak bisa diketahui siapa yang dipanggil. Tapi memang si petugas selalu terlambat memberitahu alamat. Ketika suara petugas berkumandang lagi : " Ni Nyoman Hartini ! " Kali ini puluhan wanita dan remaja putri berdiri dan bergegas kedepan sambil berteriak :" Alamatnya ! alamatnya ! " Jadi akhirnya begitulah.... Suara geerrr geerrr terus bergema diruangan luas itu, sepanjang sidang belangsung. Saya menikmati suasana itu.., jarang jarang bisa tertawa bersama ribuan orang apalagi di saat kita sedang disidang . Akhirnya malah kayak sedang nonton panggung Srimulat ha ha ha . Tak ada rasa letih, bosan apalagi stress , seperti di pengadilan biasanya di lain tempat. Tapi inilah Bali dengan segala sisi uniknya.
Hari ini sudah banyak nama belakang yang lebih up to date di Bali. Nggak seperti dulu yang monoton. Meskipun nama awal tetap , tapi agak di modif , contohnya wayan menjadi Wayne atau Yan. Made menjadi De' atau Dex. Komang menjadi Manx atau Manq. Ketut menjadi Toet'z atau Tutz. Kalau nama kedua sudah sangat variatif. Contohnya: Wayan Freddy. Made Fery. Kalau di keseharian, user name atau profile ditulis bisa seperti : Manx' Ferry atau Dex' Wir.
Ilove Bali my Second Home....!!
Hampir duapuluh tahun sudah aku bermukim di P.Bali, Pulau seribu pura.. Yang terkenal dengan julukan Pulau Dewata. Telah banyak tempat yang ku singgahi, bahkan menetap cukup lama di bebarapa obyek penting di Bali . Denpasar ( 8 thn ), Bedugul ( 8 thn ), Kuta ( 2thn) Dan berbagai obyek wisata tempat aku mencari nafkah : Tanah Lot ( 6 thn), Kuta ( 3 thn ), Nusa dua / GWK 4 thn ). Sebagai orang perantau tentu aku punya sudut pandang yang berbeda , mungkin sedikit lebih " berwarna "dari pada pandangan orang asli Bali sendiri. Namun demikian , hanya beberapa hal atau kisah menarik saja yang akan ku ceritakan disini secara ringkas
" Allooouu "
Ditanah air kita mengenal banyak ucapan sapaan.. Ada Assalamualaikum ( Pengaruh Arab / Islam ), Spada ( Jawa ), Horas ( Medan ), Pa kareba ( Makasar ) dll.
Di Bali juga ada ucapan sapaan yakni : Om Swastiyastu , Ken ken kabare...dsb. Sapaan gaya lama ( baku ) tsb masih terdengar di desa desa. Tapi sudah jarang kedengaran di daerah daerah perkotaan ataupun Obyek Wisata.. Begitu derasnya arus budaya yang datang bersama para turis , dan para pendatang ( perantau ) dari segala penjuru tanah air. Sehari hari anak anak Bali daerah Obyek kontak bicara dan bergaul dengan begitu banyak bangsa. Seper Jepang, Korea, Australia sampai Rusia . Sudah menjadi kebiasaan sehari hari bagiku meladeni Customer dari mancanegara. Sampai hafal, hanya melihat dari ciri fisik saja sudah bisa menebak turis itu berasal dari mana. Setiap hari kita kerap mendengar suara para pedagang dan anak kecil mejajakan barang dagangan . " Hallo mate " ... " Hallo madam, " Hallo se ", Hallo ...Hallo ... dan halloo sepanjang hari . Mungkin karena telah begitu lama pemakaian kata halo di Bali ( sebelum jaman telepon , maybee ).Sehingga akhirnya bergeserlah ucapan Om Swastiyastu , ken ken menjadi Haloo..'( Terkadang dengan aksen Bali jadi kedengaran Allou '. Menurut anekdot, bayi yang baru lahir aja , begitu brojol langsung bisa ngomong " Allou " jadi nggak pake oek oek ( nangis ). Bayi aja tau kata Halo punya misi ! Yakni " $ ( Dolar - Dodolan digelar )" he he he ...just kidding
Mudahnya Dapat Cewe Bule
Bayangan orang tentang ini pastinya harus bisa bahasa. Pendapat itu salah , teori tersebut telah dipatahkan oleh Nyoman pemuda Bali bebadan kekar dengan kulit kehitaman , rambut kemerahan . Bukan karena di cat, tapi karena " kegarangan " sang mentari . hi hi hi . Nyoman sama sekali tidak bisa berbahasa inggris . Jadi pake apa ngomongnya ? Jawabnya : " Kan masih ada tangan sama kaki ? Bahasa Tarzan pastinya. Sang cewe bule lebih senang membaca " bahasa tubuh " Nyoman ketimbang bahasa Inggris nya yang belepotan.. Pokoknya modalnya pertama, cuek yang kedua, bisa melihat ciri ciri tingkah laku cewe yang sedang " adventure " ( berpetualang ) Terutama yang nggak bawa pasangan. Karena kalau ada pasangannya , bisa bisa bonyok Apalagi pria Italy , biasanya tempramental , mana badannya lebih gede lagi. Begitu banyak " gigolo terselubung " ataupun yang terang terangan . Sebagian dari luar Bali bersliweran di Kuta , Nusadua dan berbagai lokasi di Pulau Dewata ..
Pernah suatu ketika aku lihat seorang gadis perancis sedang duduk sendiri sembari ngemil di pinggir pantai Kuta. Tak lama " sang pemburu " datang menghampiri . Tanpa menyapa sama sekali langsung duduk disamping sang cewe bule yang kemudian menoleh, dan mereka saling melempar senyum . Selanjutnya si cewe menyodorkan bungkusan camilan ditangannya ke arah si pria " hitam ". Yang langsung dicomot oleh si pria. Gayung telah bersambut. Tanpa saling bicara mereka " bareng ngemil " mungkin lanjut sampe " matahari terbit " . tentunya nggak dipantai terus .Pindah kelokasi yang lebih " Nyaman " he he he Mudah sekali bukan ? Bagi Nyoman dan kawan kawan memang sangat mudah , apalagi akan mendapat imbalan . Bahkan ada yang mendapat " santunan bulanan " .Dan banyak yang akhirnya menikah . Beruntung bagi yang mendapat pasangan yang berduit . Bisa banting stir buka " Art shop" atau bahkan pabrik garment. Masih begitu banyak kisah tentang kehidupan pantai di Bali . Ini hanya sebagian kecil dari sebuah perjalanan kisah tentang Bali dari sisi berbeda .