skip to main | skip to sidebar

About me

Foto Saya
Frans Jawirou
Alamat : Denpasar bali Lahir di Medan sebagai anak kedua dari lima bersaudara.Aktifitas keseharian ,melukis dan mengelola sebuah galery kecil di Bali.Saat ini mencoba menulis ( masih belajar ).Mudah2an bisa menyalurkan uneg2 dan fikiran2 saya untuk bisa di share oleh teman2.Hitung hitung refreshing utk melepaskan kejenuhan
Lihat profil lengkapku

Member

Daftar Isi

Medan Dahulu
Diskusi
Bang Olo
Bali My Second Home
Kisah Unik
Populer
Tips Jitu

Link

Pemerintah Kota Medan
Rindu Kelana
http://nkaangela.blogspot.com
Og's Blog
Medan Kuliner
Merambah Khasanah Melayu Deli
Horashabatakon

My Blogs

Frans Jawirou's Paintings
Sign in to Surga
Sketsa & Karikatur

Biografi

Guru Patimpus
TD Pardede
Chong A Fie

Koran Medan

SIB
WASPADA
ANALISA
POS METRO

Newspapers

Kompas
The Jakarta Post
Seputar Indonesia
Pos Kota
Koran Tempo
Republika

Ticket Murah

Ticket   Murah





Ads
Gossip Celebrities
Click Here to Advertise on My Blog
frj. Diberdayakan oleh Blogger.
Medan.....       Apa     Khabar.....?

Danau Toba - danau terbesar di Asia Tenggara

Medan Dahulu

Sejarah Kota Medan

Medan Kota kita tercinta ..., punya sejarah . Yang mungkin bisa kita jadikan dasar jati diri kita sebagai anak Medan. Tak ada gading yang tak retak..., namun sebuah sejarah bukanlah sebuah karya rekayasa yang mesti sempurna. Namun adalah sebuah realita , untuk berjalan kedepan dalam mencapai kesempurnaan...


Medan Sebuah Perjalanan & Sejarah.

Pada awalnya merupakan sebuah perkampungan kecil yang bernama Kampung Medan Putri, didirikan oleh seorang yang bernama Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus, seorang putra tanah Karo bermarga Sembiring Pelawi, beristrikan seorang Putri Datuk Pulo Brayan.

Dalam bahasa Karo, kata "Guru" berarti "Tabib" ataupun "Orang Pintar", kata "Pa" adalah sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau status seseorang, sedangkan kata "Timpus" berarti bundelan, bungkus atau balut.

Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna: seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di dekat Balai Kota Medan.

Oleh Karena letak kampung Medan Putri berada di wilayah Tanah Deli, Kampung tsb juga dikenal dengan sebutan Medan Deli. Lokasi sebenarnya dari Kampung Medan adalah sebuah lokasi di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber informasi yang simpang siur mengenai asal-usul kata "Medan" itu sendiri.

Dari catatan lama para penulis Portugis dari awal abad ke-16, disebutkan, Kota Medan berasal dari nama "Medina", sedangkan sumber lainnya menyatakan Medan berasal dari bahasa India "Meiden". Yang lebih kacau lagi ada sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.

Adapula yang mengatakan ketika para saudagar Arab yang kebetulan melihat tanah Medan sekarang, mengatakan Median yang berarti datar atau rata dan memang pada kenyataannya Medan memiliki kontur tanah yang rata mulai dari pantai Belawan hingga daerah Pancur Batu.

Dalam salah satu Kamus Karo-Indonesia yang ditulis Darwin Prinst SH: 2002, Kata "Medan" berarti "menjadi sehat" ataupun "lebih baik". Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya.

Medan pertama kali ditempati suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang.

Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (1669-1698), terjadi perang kavaleri dan sejak itu Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.
Di tahun "90-an  ,tepatnya Pada tanggal  4 s/d 7 Mei 1998,  Medan dilanda kerusuhan besar yang menjadi titik awal Reformasi  yang kemudian merambah keseluruh wilayah RI, salah satunya peristiwa " Trisakti berdarah "Mei 1998 di Jakarta. Didalam kerusuhan ini terjadi pembakaran, perusakan maupun penjarahan yang  sulit untuk dihentikan.Disinyalir ada pihak pihak tertentu yang merekayasa .

Saat ini, kota Medan telah kembali tersenyum. Pembangunan sarana dan prasarana umum gencar dilakukan. Meski jumlah jalan-jalan yang rusak dan berlubang masih ada. Kendala klasik yang dihadapi kota modern seperti Medan adalah kemacetan dan membludaknya timbunan sampah. Ya, kini Medan menyerupai ibukota yang juga mengalami kondisi serupa. (berbagai sumber)
Semoga Medan tetap menjadi kebanggaan kita semua..., sebagai salah satu fondasi kekuatan dan Ordinat kebudayaan.


Bangunan Bersejarah

Bak kata orang bijak :" Jangan lupa pada sejarah " .Menurut kawan, apa maknanya ? Kayaknya sangat luas ya ?
biarin orang-orang "prasejarah" yg membahasnya he he he ...,kita cukup mengamininya....Tapi setidaknya peninggalan masa lalu sering membuat kita tercekam.Kagum dan merasa tergugah hati untuk jadi salah satu pilar hari ini.Dan kelak dikenang anak cucu kita dengan rasa bangga,sambil bergumam "Ini karya kakekku"

Ups...,sudah kejauhan menghayalnya...,Ada baiknya simak yuk gambar-gambar dibawah ini .







Siapa yang nggak tau Istana Maimun ? Kalau nggak tau bisa dipastikan anda bukan orang Medan. " Tapi saya dari Medan kok bang "."kalau begitu kemana aja ?"he he he ....'cam b'tool ajapun .Mana ada pula' orang Medan yang nggak tau Istana Maimun .Sebuah saksi sejarah tentang kebesaran "Tanah Deli" Syahdan kisahnya ,ketika jaman dahulu .Saat bangsa asing / Penjajah masuk ketanah Deli .Sultan Deli bersama Raja Aceh dan Tapanuli mengangkat senjata mengusir para penjajah.....Tapi dibalik semua kisah heroik tsb ada kisah kisah yang menarik tentang seorang puteri jelita yang bergelar " Puteri Hijau ' ( Namanya diabadikan menjadi nama jalan utama di Medan ).Begitu banyak legenda dan kisah menarik yang saya dengar tentang Puteri hijau dan kisah Istana Maimun .Namun untuk menceritakan semua itu sebaiknya kita mencari data yang lebih akurat.Mungkin kepada Keluarga besar Kesultanan Deli ,kaum kerabat dan para ahli sejarah..


Kita lanjut ke gambar yang berikut .








Mesjid Raya Medan....Terletak di sentra kota Medan yang semakin hari 
semakin riuh dengan kendaraan...,yang dalam bahasa latinnya Maceeeet ! 
Mau bagaimana lagi ?...Tapi nggak usah gusar nggak usah cemas.Semua nanti juga akan ada jalan keluarnya.Lewat gang atau lewat kolong jembatan he he he ..Ahh ada-ada aja. Bagaimana Pak Walikota ? ...oooh ya ya ..sabar pak ya? 




Ups...! Ini dia bangunan yang pernah sangat-sangat ramai di era 60,an s/d 80'an ....dan sekarang mulai sepi tergusur oleh tekhnologi yang bernama hapeh deh....!  Kantor pos riwayatmu dulu...Masih terbayang, duduk di sebelah kantor pos memandang rerimbunan hijau lapangan merdeka, sambil makan misooop...srrruuup ahh..!



 Weleh..weleh..berdiri gagah ,mendongak lagi  ! sombong bener..,
Apa ini ? Apa lagi kalau bukan menara eifelnya kota Medan ......!
Menara PDAM Tirtanadi.Gimana nggak sombong  dia ,tanpa dia orang Medan nggak bisa mandi ,bisa gatal tuh badan he he he .Apalagi di jaman era sebelum aqualitikum..., bakalan kehausan seantero Deliserdang hi hi hi.




Kenangan masa kecil

 Nggak kebayang ya ? Medan jadi seperti sekarang ini . Sebuah kota Megapolitan . Bangga juga ketika turis turis yang kutemui di Bali mengatakan Medan adalah satu diantara tiga kota terbesar di Indonesia .
Padahal puluhan tahun yang lalu saat aku masih pake celana " monyet " tak berbaju , masih banyak jalan tak beraspal. Dari Medan Baru ke Jl Sisingamangaraja masih santai naik sepeda mini . Satu dua kenderaan yang melintas. Masih kuingat saat aku  di SD Antonius yang di jl. Hayam Wuruk ,jalan kaki dari rumah di Jl. Darusalam kesekolah "berpanas panas ria ". Tapi nggak terasa capek , karena sepanjang jalan bercanda dengan teman teman.

Aku masih ingat sekali saat melintas di Sei Mencirim ...aku selalu mengelus body "mulus " Kingswood  yang di parkir di pinggir jalan .  Pemiliknya salah satu orang berada didaerah itu.Mobil yang lagi ' in ' saat itu ( 70 an )
hampir semuanya bikinan Barat..Antara lain : Fiat , Holden ,Impala , Peuqeot, Chevrolet, Kingswood dll..
Mereka pernah jaya pada jamannya. Tapi jangan tanya sekarang ...,sudah jadi aki aki...he he he . Tapi memang harus diakui mesin mobil dulu memang bandel dan tahan banting...

Medan 80'an
 
Empat puluh tahun bukanlah waktu yang singkat ....,tentunya telah merubah wajah kota Medan menjadi sedemikian rupa.Begitu banyak pastinya terjadi perubahan disana-sini.Sebagai perantau yang telah meninggalkan Medan lebih dari 20 tahun, aku hanya punya sepenggal cerita lama.Kisah kisah kecil yang kualami serta kejadian -kejadian menarik antara tahun 70 an sampai 80 an. Saat dimana aku menjalani masa kecil,remaja dan masih duduk dibangku sekolah . Kawan-kawan yang sebaya denganku mudah-mudahan  bisa ikut bernostalgia...,dan yang muda-muda bisa mengetahui tentang cerita "jadul"yang mungkin masih berkaitan dengan Medan hari ini.

   

Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Counter

Free Counter

Blog Design by Gisele Jaquenod

Work under CC License

Creative Commons License