Aku mengenal mereka begitu dekat, mereka tak berbeda,
didalam ingatan dan sanubari. Sama seperti teman pribumi lainnya. Bahkan
mereka pernah menjadi orang orang yang sangat dekat dalam kehidupanku.
Mengenang masa puluhan tahun yang lalu, saat aku bersekolah di Sekolah Dasar
( SD Antonius Medan )
Kebetulan sekolah itu dikelola oleh Yayasan Katolik.
Enam tahun di sekolah dasar , berlanjut ke Sekolah Menengah Pertama ( SMP).
SMP Budi Murni , ( Dulunya sekolah Tionghoa ).Saya mengenal banyak teman
teman keturunan tionghoa, karena disana justru mereka adalah mayoritas.
Kami bergaul dan bersahabat, tanpa memandang suku dan golongan.
Diantara teman teman tionghoa , ada beberapa yang menjadi sahabat dekat saya.
Sering bertandang kerumah mereka, makan dan bahkan menginap. Aku begitu dekat
dengan keluarga mereka. Hingga setelah masa sekolahpun kami tetap bersahabat.
Kristian Gho, Edward Tantri,Gho Chung Guan, Awie,Liem Hua Khiat ...,
dimana kalian sekarang ?
Begitu banyak kenangan dan kebaikan kalian berikan ..., sekian lama waktu yang
telah memisahkan kita.Khris.., bagaimana khabar A'i ( Ibunya Kris ) sekarang. ?
A'i yang ramah, keibuan dan sering memasakkan makanan kesukaanku.
Aku kurang faham bahasa hokkien .Arti dari panggilan A'i aku tidak begitu pasti.
Aku dan dan kawan kawan memanggil ibunya Khris dengan panggilan tsb.
Sementara Kris dan adik adiknya justru memanggil ibunya dengan sebutan " Mamak "
Hingga dewasa kami tetap, kontak dengan Kris dan Edward. Tapi sejak 1984,
kami berpisah, aku merantau ke Jakarta. Sulit untuk kontak.
( Maklum , masa itu belum ada yang namanya HP )
Kris adalah anak yang tidak begitu menonjol disekolah, tapi dibalik itu ia adalah
tipe manusia ulet dan kreatif. Sejak masa sekolah dia membantu ibunya ,
( Saat Kris masih kecil , sang ibu berpisah dengan ayahnya.
Beliau merawat Kris dan kedua adiknya Ahun dan Ahok, sendirian )
Kris dengan kreatifitasnya memproduksi jamu tradisional ( Resep Tionghoa ) dll
Aku sering diminta mendisain kemasannya.
Suatu hari dia pernah mengarang sebuah naskah cerita disebuah buku.
Kemudian dia memintaku untuk mengisi gambarnya agar menjadi sebuah komik.
Ada suka ada juga dukanya.,
Pada suatu ketika aku hampirberkelahi karena membela Kris ,
dari teman pribumi yang ingin memerasnya.
Kris masih sering datang kerumahku, disamping silaturahmi ,
terkadang membawa " Order" untukku. Hingga tahun 1984 kami saling membantu .
Berbeda dengan Kristian, Edward Tantri adalah anak yang sangat cerdas dan
selalu menjadi rangking satu di sekolah .
Ayahnya seorang dokter yang cukup punya nama di kota Medan.
Edward teman bermain yang sangat ramah dan menyenangkan.